“Makan
sendiri? Mana mungkin? Bisa-bisa meja makan berantakan dan taplak kotor
semua!”. Mungkin itulah yang dipikirkan oleh sebagian besar orang tua
yang kerap melarang anaknya untuk mulai belajar makan sendiri. Tapi itu
memang salah satu risikonya. Karena, kalau tak sedini mungkin diajari,
si kecil tak akan pernah bisa makan sendiri dan Bunda harus menjadi
pelayannya terus-menerus.
Mengajarkan anak makan sendiri
memang gampang-gampang susah. Diperlukan kesabaran ekstra untuk
menghadapinya. Bunda tidak bisa mengharapkan si kecil makan cepat-cepat
atau meninggalkan mereka makan sendirian. Bisa-bisa ia bermain dengan
benda lain selain makanannya. Yang paling baik adalah mendampingi mereka
saat makan, Mengajarkan makan pada si kecil sebaiknya dilakukan sejak
sedini mungkin, yaitu sejak ia bisa memegang sesuatu, saat usia 8 hingga
10 bulan. Awali dengan mengajarkan si kecil memegang makanan kering
atau finger food yang bisa digenggamnya, misalnya, biscuit atau cracker.
Anak yang sudah bisa memegang sesuatu, biasanya juga mulai meniru
orang dewasa. Bahkan hampir semua yang dipegang dimasukkan ke dalam
mulutnya. Saat itulah Bunda bisa melatihnya untuk mulai makan sendiri.
Kalau
tidak memungkinkan mengajarkan si kecil makan sendiri di usia 8-10
bulan, tapi paling tidak Bunda bisa memulainya dengan disiplin saat
makan pada usia itu, misalnya melatihnya makan di meja makan, yakni saat
menyuapi si kecil bubur sambil duduk di meja makan atau dengan
menggunakan highchair. Yang penting si kecil sudah tahu, bahwa
makan harus di meja makan, jangan sambil jalan-jalan. Kebiasaan ini
harus tetap dipegang agar pada saat ia diajak berkunjung ke rumah
saudara atau kerabat, si kecil sudah bisa menerapkannya. Kalau si kecil
lupa, Bunda pun bisa mengingatkannya untuk makan di meja makan.
Tahap
berikutnya adalah mengajarkannya makan sendiri setelah si kecil sudah
bisa memegang peralatan makan dengan benar. Terutama pada saat ia
berusia 1-3 tahun. Pakailah sendok dan garpu untuk ukuran mereka,
sehingga si kecil bisa dengan mudah memegangnya dan ukurannya pun sesuai
dengan lebar bukaan mulutnya saat memasukkan makanan. Untuk semakin
membuat acara makan lebih menyenangkan, sebaiknya peralatan makan yang
digunakan bergambar lucu dan menarik perhatiannya.Upaya ini sekaligus
melatih motorik tangan mereka. Karena kalau tidak dilatih sejak kecil,
bisa jadi ia memegang sendok dan garpu itu dengan cara yang aneh,
misalnya seperti orang yang mencangkul. Upaya untuk meminta si kecil
duduk diam dengan manis di meja makan memang bukan perkara mudah. Bisa
saja terjadi, baru duduk 5 menit saja, ia sudah turun dan bermain dengan
mainannya kembali. Cara yang paling memungkinkan adalah dengan
melakukan makan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya. Dengan
begitu, si kecil melihat bahwa semua orang di sekitarnya melakukan
aktivitas yang sama dengannya dan bisa mengurungkan niatnya untuk
melakukan aktivitas selain makan.
Di sisi lain, sebagai
orangtua, Bunda juga harus memaklumi dan bersabar jika meja makan
menjadi berantakan dan taplak menjadi kotor karena ulah si kecil. Itulah
gunanya proses belajar. Karena itu, dampingilah ia selagi makan.
Usahakan jangan memarahi si kecil ketika Bunda mengetahui kalau ia telah
mengotori meja makan dan taplaknya. Berikan senyuman untuk si kecil
atas usahanya. Dengan memarahi si kecil karena ulahnya akibat belajar
makan sendiri hanya akan membuatnya trauma terhadap makanan dan hal itu
justru bisa menjauhkannya dari makanan. Bersikaplah santai dan tenang
saat mendampinginya. Biarkan si kecil melakukan usahanya sendiri dahulu.
Jika ia sudah lelah, maka bantulah si kecil untuk menyendokkan makanan
dan memasukkannya ke dalam mulut. Hal itu akan mengajarkan kemandirian
si kecil.
Source: www.kidshealth.org
-----
Sharing Tips 1: Etika Makan Untuk Anak
- Selalu ajarkan mereka untuk mencuci tangan sebelum makan
- Ajarkan juga si kecil untuk berdoa sebelum makan
- Jangan membawa mainan atau benda apapun yang bisa mengalihkan perhatiannya dari acara makan.
- Ajarkan makan dengan duduk manis di meja makan atau highchair bila ia masih bayi
- Gunakan sendok dan atau garpu untuk makan, bukan menggunakan tangan.
- Buka serbet dan letakkan di pangkuannya.
- Bila si kecil sudah memasuki usia balita, ajarkan untuk makan dengan rapi (tidak berceceran)
- Ajarkan makan dengan mulut tertutup
- Ajarkan makan dengan tenang dan tidak sambil berbicara
- Ajarkan si kecil untuk mengambil makanan dalam porsi yang cukup, tidak terlalu banyak.
- Jangan lupa katakan terima kasih atau berikan sedikit sanjungan saat ia berhasil menghabiskan makanannya.
Source: www.lifestyle.okezone.com
Sharing Tips 2: Tips Ciptakan Kegiatan Makan Bersama lebih Menyenangkan
- Saat
bersantap bersama si kecil di meja makan, sebaiknya awali dengan
pembicaraan yang ringan namun menyenangkan untuknya bila ia sudah lancar
berbicara.
- Ciptakan suasana humor
yang dipenuhi gelak tawa di meja makan. Suara tawa merupakan musik
pengiring terbaik saat makan bersama. Maka itu, sebaiknya tidak perlu
menyalakan radio atau menonton televisi dan menelepon. Jadikan suasana
hangat melalui gelak tawa dan canda ria sebagai waktu sakral bagi Bunda
dan si kecil.
- Pelihara suasana atau ciptakan saat-saat
bersantap ini menjadi acara yang menyenangkan dan membuat rileks,
mencurahkan pikiran, perhatian dan perasaan seluruh anggota keluarga.
-
Selalu ajak si kecil dan libatkan ia dalam pembicaraan atau percakapan
di meja makan. Hal ini akan membuat anak merasa dihargai dan terbiasa
mengungkapakan ide atau pendapatnya.
- Bila Bunda
pulang terlambat dari bekerja dan waktu makan sudah berjalan, sebaiknya
libatkan diri Bunda di meja makan meski hanya untuk sekedar duduk dan
Bunda belum merasa lapar karena sudah makan di luar rumah. Bila makan
siang atau makan malam tidak mungkin, sebaiknya mulailah dengan sarapan
pagi.
- Menyiasati tempat makan tidak harus di meja makan
rumah. Sesekali ciptakan acara makan bersama di luar rumah atau di
tempat lain. Misalnya di taman, piknik di pantai atau di tempat lainnya.
Source: www.korantempo.com
Sharing Tips 3: Tips Mengatasi Mengemut Makanan Pada si Kecil
-
Berikan makan bersamaan dengan anggota keluarga yang lain atau sering
melihat orang sedang makan. Bayi atau anak mempunyai sifat peniru
- Mulailah melatihnya untuk menggunakan trainer cup saat pemberian susu agar mengurangi aktifitas mulut untuk mengemut
-
Sebaiknya hindari pemberian susu di malam hari atau saat tidur malam
agar pagi harinya perut terasa lapar. Mengajarkan makann akan menjadi
sangat mudah ketika anak sudah mulai merasa lapar
- Beri makanan finger food atau makanan yang dipegang. Tetap awasi supaya terhindar dari bahaya tersedak
- Dapat juga diberikan untuk pengganti nasi atau mi khusus balita, seperti kentang, agar anak menjadi semangat makan.
Source: www.ibudanbalita.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar